Tuesday, June 12, 2012

Internship Sumatera Utara, Sipirok


                Cuma bisa bilang luar biasa, 10 hari di kota orang, kota baru pertama yang kupijak bersama 15 orang dokter internship. Luar biasa, suasana pegunungan yang Luar biasa dingin penduduknya yang dapat dibilang mayoritas mengenal satu sama lain dari ujung keujung serta menggunakan bahasa pengantar bahasa ibu (bahasa daerah,red). Luar biasa terlihat asing. Kota yang mulai berkembanmg untuk berharap menjadi ibukota kabupaten yang baru (sebenarnya bukan kabupaten yang baru tapi ibukota yang lama telah menjadi kota madya, dan beberapa daerah kabupaten sudah memisahkan diri menjadi kabupaten - kabupaten baru.
                Empat belas jam lebih perjalanan menuju kabupaten ini, melintasi bukit barisan , melewati jalan lintas yang hampir dibilang berupa kubangan, karena memang jalan ini tak pernah bagus, bukan berarti tidak di perbaiki, memang kata penduduk, sopir, pemerintah dan yang pernah melewati jalan ini kata mereka memang struktur tanah yang labil terbukti Januari 2012 lalu 20 orang penumpang bus menjadi korban tenggelam dalam kubangan bekas galian untuk menimbun setelah bus mereka terperosok kedalam kubangan 10 meter tersebut. Bermodalkan 500ribu (uang jalan dari Pemerintah), dengan gaji yang dibilang tidak seperti gaji PTT dari kemenkes atau program magang dokter Malaysia di negaranya (mungkjn hampir tiap dokter – dokter internsip di gaji 1,2juta perbulan dan dibayar pertigabulanan), yah jika diambil pikir, terasa kurang memang. 

                Untuk penempatan dokter – dokter internsiip tahun ini yang pertama kali diadakan di daerah Sumatra Utara, daerah inilah yang terbilang jauh. Dari Padang ke daerah ini hampir sama dengan dari Medan ke daerah ini. Bisa diibilang ini adalah daerah tengah – tengah antara Medan dan Padang, Sumbar. Daerah berupa perbukitan, cuaca yang dingin, daerah pertanian, beras yang khas (terasa nikmati atau mungkin karena lapar tapi memang nikmat beras asli daerah ini yang dipanen per6 bulan).      Sipirok, Tapanuli Selatan, tepatnya Kecamatan Sipirok. Yang memiliki Rumah Sakit Daerah Tipe C, yang dibilang memiliki cukup fasilitasnya, berupa CT-scan, USG, Echo, unit Hemodialisa dan lain- lain. Di RSUD itu 15 orang dokter – dokter intersip akan menjalani program wajib. Tanggapan orang – orang mengenai intrship ini berbeda –beda, ada yang bilang kami masih “co Ass”, ada yang bilang kami dokter PTT (mengenai dokter PTT ini saya sikapi dengan bilang itu sama tapi yang beda Pahala dan Gajinya J ). Jika di RSUD Sipirok ini kami menjalani internsipnya berbeda dari yang lain, kami dibagi menjadi Stase IGD dan Poli. Stase Poli menanggungjawab Ruangan juga, Poli ini terbagi – bagi menjadi Poli umum dan Spesialisasi (hanya mendampingi dan melihat – lihat, guna tercukupi target kasus yang wajib diselesaikan). Tenaga dokter di RSUD ini ada 9 dokter umum, 3 dokter Gigi, 3 dokter spesialis tetap ( Penyakit Dalam, Anak dan Anastesi), 2 dokter spesialis yang praktek hanya beberapa hari (Neurologi dan Paru), 3 Residen/PPDS yang tiap bulan dikirim ke RSUD ini (Bedah dan Obgyn dari FK USU serta residen Radiologi dari FK UI).
                RSUD ini dulunya merupakan puskesmas dan menjadi RS yang diharapkan dapat menjadi central rujukan bagi daerah/kecamatan di Tapanuli Selatan ini letak RSUD ini yang didepan dan belakang meipakan daerah persawahan dan di sebelah kiri merupakan perbukitan jika malam daerh init eras begitu dingin. Sepenglihatan dan sepengetahuan saya RSUD ini terlihat sepi, mungkin dikarenakan letak geografisnya yang perbukitan dan letak penduduknya yang berjauh – jauhan serta tingkat pengertahuan masyarakat  akan kesehatan dan perawatan yang kurang. Terbukti banyak pasien yang dirawat inap adalah pasien yang sudh tidak tahan akan penyakitnya yang selama ini hanya dirawat dirumah masing- masing, dan pasien yang KLL, patah tulang hanya berobat ke dukun patah, mungkin ini hanya sepengetahuan saya saja.
                Walaupun demikian keadaannya semoga ini menjadi modal dan pengalaman saya untuk bekerja dan beramal sebagai profesi saya.
Sipirok, 13 Juni 2012.